PERAN MANAJER DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN
SEKILAS TENTANG MANAJER
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu
1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak). Berikut ini adalah tingkatan manajer mulai dari bawah ke atas:
• Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
• Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
• Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.
PERAN MANAJER
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Peran antarpribadi
Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.
2. Peran informasional
Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara.
3. Peran pengambilan keputusan
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
Adapun jenis – jenis keputusan yang dihasilkan dari seorang manajer adalah sebagai berikut:
1. Keputusan Terperogram
Keputusan terperogram adalah keputusan yang diambil berdasarkan kebiasaan, peraturan atau prosedur tertentu. Kebijakan yang mempermudah pengambilan keputusan dalam situasi yang berulang – ulang dengan membatasi atau bahkan meniadakan alternative.
Bila suatu masalah timbul kembali dan bila unsurekomponennya dapat ditentukan, diramalkan dan dianalisis, maka masalah tersebut dapat dipecahkan dengan pengambilan keputusan terperogram.
2. Keputusan Tidak Terperogram
Keputusan tidak terperogram adalah untuk memecahkan masalah yang luar biasa atau masalah istimewa. Jika suatu masalah jarang sekali muncul sehingga tidak tercakup oleh suatu kebijakan atau masalah tersebut sedemikian penting sehingga membtuhuhkan perlakuan khusus, maka masalah tersebut harus ditangani dengan suatu keputusan tidak terperogram. Misalnya, seseorang berada pada posisi yang lebih tinggi dalam hirarki organisasi, kemampuan untuk mengambil keputusan tidak terperogram menjadi lebih penting, karena secara progresif lebih banyak keputusan tidak terperogram.
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.
PERAN MANAJER AKUNTANSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL
Sistem Informasi Akuntansi adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh semua pihak, baik pihak internal, maupun pihak eksternal perusahaan. Dari sistem informasi Akuntansi inilah nantinya akan dijadikan salah satu dasar dalam pengambilan keputusan-keputusan manajerial. Informasi Akuntansi ini dihasilkan oleh suatu proses, yang mana dalam proses tersebut mengolah Peristiwa Ekonomi, dalam proses ini meliputi Pengumpulan, Pengukuran, Penyimpanan, Analisis, Pelaporan, dan Pengelolaan.
Sedangkan Informasi yang dihasilkan dapat berbentuk Laporan Khusus, Biaya Produksi, Biaya Pelanggan, Anggaran, Laporan Kinerja dan Komunikasi Personal. Sistem Informasi Akuntansi untuk pihak Eksternal Perusahaan yang dikenal juga dengan Akuntansi Keuangan yaitu laporan yang ditujukan untuk diluar perusahaan, seperti pemerintah, pajak, bank, bapepam dll, harus mengikuti aturan-aturan yang berlaku seperti PSAK dan peraturan lainnya. Sedangkan Sistem Informasi Akuntansi untuk pihak internal perusahaan, yang dikenal juga dengan Akuntansi Manajemen adalah laporan untuk kebutuhan dalam perusahaan itu sendiri, laporan ini boleh tidak tunduk kepada aturan-aturan seperti PSAK, bersumber dari laporan ekonomi maupun non ekonomi karena, laporan ini untuk memenuhi keputusan khusus pihak manajemen, seperti membuat laporan persegmen, laporan mengenai lini produk atau keputusan apakah akan menerima pesanan khusus atau menolaknya, dan lain sebagainya.
Kegiatan Akuntansi Manajemen dalam suatu perusahaan sangat memegang peranan, karena akuntansi manajemen dapat memenuhi permintaan khusus dari manajemen dan dapat melakukan studi rekayasa dalam membuat keputusan-keputusan taktis, misalkan dalam membuat laporan keuangan untuk sebuah segmen , atau laporan keuangan mingguan, bulanan dan sebagainya, yang mana hal seperti ini tidak dapat dilakukan pada Akuntansi Keuangan karena akuntansi keuangan ditujukan kepada pihak eksternal dan harus mengikuti aturan-aturan sesuai PSAK.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa Sistem Informasi Akuntansi Manajemen sangat berperan dalam membantu manajemen untuk pengambilan keputusan, baik keputusan strategis maupun keputusan taktis. Untuk itu penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebuah organisasi haruslah dibentuk atas usaha bersama dan mempunyai target usaha yang hendak dicapai dalam periode-periode usaha berjalan
2. Setiap manajer haruslah berpijak pada fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian dan pengarahan, pengendalian serta pengambilan keputusan
3. Akuntansi manajemen merupakan sistem dimana semua data akuntansi keuangan yang masuk di seleksi dan akan diambil keputusan segera oleh manajer guna mencapai tujuan khusus manajemen suatu perusahaan
4. Dalam pelaksanaan Akuntansi Manajemen para manajer perusahaan tidak terlepas dari kode etik manajemen akuntansi yang berlaku di Indonesia yaitu Kompensi, Kerahasian, Integritas dan Objektivitas
5. Akuntan Manajemen dapat membuat beberapa studi rekayasa untuk mencari solusi dalam beberapa kebutuhan khusus pihak internal manajemen
Entri Populer
-
PERAN MANAJER DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN SEKILAS TENTANG MANAJER Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordin...
-
LAPORAN OBSERVASI TENTANG STRATEGI PERINTISAN USAHA D I S U S U N OLEH : ALI SAHBANI RAHMADANI SAFITRI SUSI ARIANI LUBIS SUYAN...
-
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadhirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kami kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan...
semoga uraian ini bermanfaat bagi para pembaca,,,,
BalasHapusPerannya emg cmn ada 3?
BalasHapus