KAPITALISME EKONOMI
Pemikiran Kapitalisme adl sebuah sistem ekonomi yg filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada azas pengembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan faham kebebasan. Sistem ini telah banyak melahirkan malapetaka terhadap dunia. Tetapi ia terus melakukan tekanan-tekanannya dan campur tangan politis sosial dan kultural terhadap bangsa-bangsa di dunia.
1. Sejarah Berdiri Dan Tokoh-Tokohnya
Eropa pernah diperintah kerajaan Romawi yg telah mewariskan sistem feodalistik. Dalam rentang waktu antara abad ke-14 sampai abad ke-16 muncul apa yg disebut kelas bourgeois mengiring tahap feodal dimana keduanya saling mengisi. Kemudian sejak awal abad ke-16 secara bertahap fase borjuis disusul dgn fase kapitalisme. Maka yg pertama kali muncul ialah seruan kebebasan menyusul seruan-seruan nasionalisme sekuler dan penciutan dominasi spiritual Paus. Di Perancis kemudian muncul aliran bebas pada pertengahan abad ke-18 yg melahirkan kaum naturalis .
Para propagandisnya yg terkenal antara lain :
a. Francois Quesnay Lahir di Versailes Perancis dan bekerja sebagai dokter di istana Louis XV. Tetapi ia lbh mengutamakan bidang ekonomi dan mendirikan aliran lesphisiocrates. Tahun 1756 ia menerbitkan dua buah makalah tentang para petani dari selatan. Pada tahun 1758 ia menerbitkan tabel ekonomi yg disebut La Tableau Economique yang di dalamnya digambarkan peredaran uang di dalam masyarakat sebagai peredaran darah. Tentang tabel tersebut Mirabeau berkata “Di dunia ini terdapat tiga penemuan besar yaitu tulisan mata uang dan tabel ekonomi.
b. John Locke Meramu teori naturalisme liberal. Tentang hak milik ia berkata “Hak milik pribadi adl salah satu hak alam dan instink yg tumbuh bersama pertumbuhan manusia. Karena itu tak ada seorangpun yg mengingkari instink ini.
c. Adam Smith Adalah penganut aliran klasik terkenal. Ia lahir di kota Kirkcaldy Scotlandia. Belajar filsafat dan pernah menjadi guru besar logika di Universitas Glasgow. Tahun 1766 ia pergi ke Perancis dan bertemu dgn para penganut liberalisme. Tahun 1776 ia menerbitkan Penelitian Alam dan Sebab-sebab Kekayaan Manusia. Buku inilah yg dikatakan kritikus Edmund Burke sebagai karya tulis teragung yg pernah ditulis manusia.
d. David Ricardo yg membahas hukum pembagian hasil percapita dalam ekonomi kapitalisme. Teorinya yg terkenal ialah Hukum Pengurangan Penghasilan. Kata orang ia berorientasi falsafi yg bercampur dgn dorongan moral. Hal ini didasarkan kepada ucapannya “Segala perbuatan dipandang menghilangkan moral jika bukan keluar dari perasaan cinta kepada orang lain.
e. Robert Malhus seorang ekonom Inggris klasik yg dikenal pesimistis. Ia penemu teori kependudukan yg populer bahwa jumlah penduduk berkembang menurut deret ukur sedangkan produksi pertanian berkembang menurut deret hitung.
f. John Stuart Mill yg dipandang sebagai penghubung aliran individualisme dgn aliran sosialisme. Tahun 1836 ia menerbitkan buku yg berjudul Prinsip-prinsip Ekonomi Politik.
g. Lord Keynes teorinya berkisar tentang pengangguran dan lapangan kerja. Teori ini telah melampaui teori-teori yg lain. Karena itu dialah yg berjasa dalam menciptakan lapangan kerja secara utuh bagi suatu kekutan aktif di masyarakat kapitalis. Teori-teorinya itu disebut dalam bukunya yg berjudul Teori Umum Tentang Lapangan Kerja Bursa dan Mata Uang. Buku ini beredar pada tahun 1930.
h. David Hume penemu teori pragmatisme yg integratif. Ia mengatakan “Hak milik khusus adl tradisi yg dianut masyarakat yg harus diikuti. Sebab disanalah manfaat mereka.
2. Prinsip-prinsip Kapitalisme
- Mencari keuntungan dgn berbagai cara dan sarana kecuali yg terang-terangan dilarang negara krn merusak masyarakat seperti heroin dan semacamnya.
- Mendewakan hak milik pribadi dgn membuka jalan selebar-lebarnya agar tiap orang mengerahkan kemampuan dan potensi yg ada utk meningkatkan kekayaan dan memeliharanya serta tidak ada yg menjahatinya. Karena itu dibuatlah peraturan-peraturan yg cocok utk meningkatkan dan melancarkan usaha dan tidak ada campur tangan negara dalam kehidupan ekonomi kecuali dalam batas-batas yg yg sangat diperlukan oleh peraturan umum dalam rangka mengokohkan keamanan.
- Perfect Competition .
- Price system sesuai dgn tuntutan permintaan dan kebutuhan dan bersandar pada peraturan harga yg diturunkan dalam rangka mengendalikan komoditas dan penjualannya.
3. Bentuk Kapitalisme
- Kapitalisme perdagangan yg muncul pada abad ke-16 setelah dihapusnya sistem feodal. Dalam sistem ini seorang pengusaha mengangkat hasil produksinya dari satu tempat ke tempat lain sesuai dgn kebutuhan pasar. Dengan demikian ia berfungsi sebagai perantara antara produsen dan konsumen
- Kapitalisme industri yg lahir krn ditopang oleh kemajuan industri dgn penemuan mesin uap oleh James Watt tahun 1765 dan mesin tenun tahun 1733. Semua itu telah membangkitkan revolusi industri di Inggris dan Eropa menjelang abad ke-19. Kapitalisme industri ini tegak di atas dasar pemisahan antara modal dan buruh yakni antara manusia dan mesin.
- Sistem Kartel yaitu kesepakatan perusahaan-perusahaan besar dalam membagi pasaran internasional. Sistem ini memberi kesempatan utk memonopoli pasar dan pemerasan seluas-luasnya. Aliran ini tersebvar di Jerman dan Jepang.
- Sistem Trust yaitu sebuah sistem yg membentuk satu perusahaan dari berbagai perusahaan yg bersaing agar perusahaan tersebut lbh mampu berproduksi dan lbh kuat utk mengontrol dan menguasai pasar.
Pemikiran dan Keyakinan-keyakinan lainnya Aliran naturalisme yg merupakan dasar kapitalisme ini sebenarnya menyerukan hal-hal sebagai berikut :
- Kehidupan ekonomi yg tunduk kepada sistem natur yg bukan buatan manusia. Dengan sifat seperti itu akan mampu mewujudkan pengembangan hidup dan kemajuan secara simultan.
- Tidak ada campur tangan negara dalam kehidupan ekonomi dan membatasi tugasnya hanya utk melindungi pribadi-pribadi dan kekayaan serta menjaga keamanan dan membela negara.
- Kebebasan ekonomi bagi tiap individu di mana ia mempunyai hak utk menekuni dan memilih pekerjaan yg sesuai dgn kemauannya. Tentang kebebasan seperti ini diungkapkan dalam sebuah prinsip yg sangat masyur dgn semboyan “Biarkan ia bekerja dan biarkan ia berlalu.”
- Kepercayaan kapitalisme terhadap kebebasan yg tiada batas telah membawa kekacauan keyakinan dan perilaku. Ini melahirkan berbagai konflik di Barat yg kemudian melanda dunia sebagai akibat dari kehampaan pemikiran dan kekosongan ruhani.
- Rendahnya upah dan tuntutan yg tinggi mendorong tiap anggota keluarga bekerja. Akibvatnya tali kekeluargaan putus dan sendi-sendi sosial di kalangan mereka runtuh.
Pendapat Adam Smith yg paling penting ialah tentang ketergantungan peningkatan perekonomian kemajuan dan kemakmuran kepada kebebasan ekonomi yg tercermin pada Kebebasan individu yg memberikan seseorang bebas memilih pekerjaannya sesuai dgn kemampuannya yg dapat mewujudkan penghasilan yg dapat memenuhi kebutuhan dirinya. Kebebasan berdagang di mana produktivitas peredaran produksi dan distribusinya berlangsung dalam iklim persaingan bebas.
Kaum kapitalis memandang kebebasan adl suatu kebutuhan bagi individu utk menciptakan keserasian antara dirinya dan masyarakat. Sebab kebebasan itu adl suatu kekuatan pendorong bagi produksi krn ia benar-benar menjadi hak manusia yg menggambarkan kehormatan kemanusiaan.
4. Segi-segi Negatif Kapitalisme
- Sitem buatan manusia.Sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar utk mencapai kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan menghormati kepentingan umum.
- Egoistik.Dalam sistem kapitalisme individu dan sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar utk mencapai kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan menghormati kepentingan umum.
- Monopolostik.Dalam sistem kapitalisme seorang kapitalis memonopoli komoditas dan menimbunnya. Apabila barang tersebut habis di pasar ia mengeluarkannya utk dijual dgn harga mahal yg berlipat ganda mencekik konsumen dan orang-orang lemah.
- Terlalu berpihak kepada hak milik pribadi.Kapitalisme terlalu mengagungkan hak milik pribadi. Sedangkan komunisme malah menghilangkan hak milik pribadi.
- Persaingan.Sistem dasar kapitalisme membuat kehidupan menjadi arena perlombaan harga. Semua orang berlomba mencari kemenangan. Sehingga kehidupan dalam sistem kapitalisme berubah menjadi riba di mana yg kuat menerkam yg lemah. Hal ini sering menimbulkan kebangkrutan pabrik atau perusahaan tertentu.
- Perampasan tenaga produktif.Kapitalisme membuat para tenaga kerja sebagai barang komoditas yg harus tunduk kepada hukum permintaan dan kebutuhan yg menjadikan dia sebagai barang yg dapat ditawarkan tiap saat. Pekerja ini bisa jadi sewaktu-waktu diganti dgn orang lain yg upahnya lbh rendah dan mampu bekerja lbh banyak dan pengabdiannya lbh baik.
- Pengangguran.Suatu fenomena umum dalam masyarakat kapitalis ialah munculnya pengangguran yg mendorong pemilik perusahaan utk menambah tenaga yg akan memberatkannya.
- Kehidupan yg penuh gejolak.Ini adl akibat logis dari persaingan yg berlangsung antara dua kelas. Yang satu mementingkan pengumpulan uang dgn segala cara. Sedangkan yg satu lagi tidak diberi kesempatan mencari sendiri kebutuhan pokok hidupnya tanpa kenal belas kasihan.
- Penjajahan.Karena didorong mencari bahan baku dan mencari pasar baru utk memasarkan hasil produksinya kapitalisme memasuki petualangan penjajahan terhadap semua bangsa. Pada mulanya dalam bentuk penjajahan ekonomi pola pikir politik dan kebudayaan. Kemudian memperbudak semua bangsa dan mengeksploitasi tenaga-tenaga produktif demi kepentingan penjajahan.
- Peperangan dan malapetaka.Ummat manusia telah menyaksikan berbagai bentuk pembunuhan dan pembantaian luar biasa biadabnya. Itu terjadi sebagai akibat logis dari sebuah penjajahan yg menimpa ummat manusia di bumi yg melahirkan bencana paling keji dan kejam.
- Didominasi hawa nafsu.Orang kapitalisme berpegang kepada prinsip demokrasi politik dan pemerintahan. Pada umumnya demokrasi yg mereka gembar-gemborkan dibarengi dgn hawa nafsu yg mendominasi dan jauh dari kebenaran dan keadilan.
- Riba.Sistem kapitalisme tegak di atas landasan riba. Sedangkan riba merupakan akar penyakit yg membuat seluruh dunia menderita.
- Tidak bermoral.Kapitalisme memandang manusia sebagai benda materi. Karena itu manusia dijauhkan dari kecenderungan ruhani dan akhlaknya. Bahkan dalam sistem kapitalisme antara ekonomi dan moral dipisahkan jauh-jauh.
- Kejam.Kapitalisme sering memusnahkan begitu saja komoditas yg lebih dgn cara dibakar atau dibuang ke laut krn khawatir harga akan jatuh disebabkan banyaknya penawaran. Mereka berani melakukan itu padahal masih banyak bangsa-bangsa yg menjerit kelaparean.
- Boros.Orang-orang kapitalisme memproduksi barang-barang mewah disertai iklan besar-besaran tanpa peduli kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat. Sebab yg mereka cari keuntungan belaka.
- Tidak berperikemanusiaan.Orang kapitalis sering mengusir begitu saja seorang buruh krn alasan tenaganya kurang produktif. Tetapi kekejaman ini mulai diperingan akhir-akhir ini dgn adanya perbaikan dalam tubuh kapitalisme.
Perbaikan-perbikan Kapitalisme Inggris sampai tahun 1875 merupakan negara kapitalis terbesar dan termaju. Tetapi pada perempat akhir abad ke-19 muncul Amerika Serikat dan Jerman. Menyusul Jepang setelah perang dunia ke-2.
Pada tahun 1932 di Inggris negara mulai langsung melakukan campur tangan secara basar-besaran. Di Amerika campur tangan negara mulai ditingkatkan sejak tahun 1933. Di Jerman campur tangan negara dimulai sejak Hitler. Tujuannya tidak lain hanyalah memelihara kesinmbungan kapitalisme.
Campur tangan negara ini terutama dalam bidang perhubungan pengajaran dan perlindungan terhadap hak-hak warga negara dan masa peraturan yg bersifat sosial seperti asuransi sosial dan orang-orang jompo pengangguran orang lemah pemeliharaan kesehatan perbaikan pelayanan dan peningkatan taraf hidup.
Kapitalisme mulai berorientasi kepada perbikan sektoral disebabkan munculnya kaum buruh sebagai kekuatan produktif di negara-negara demokrasi tekanan dari komite hak-hak azasi manusia dan utk membendung ekspansi komunisme yg berpura-pura menolong kaum buruh dan mengklaim sebagai pembelanya.
5. Akar Pemikiran Dan Keyakinannya
Akar kapitalisme dalam beberapa hal bersumber dari fisafat Romawi Kuno. Hal itu muncul pada ambisinya utk memiliki kekuatan dan meluaskan pengaruh serta kekuasaan.
Kapitalisme berkembang secara bertahap dari feodalisme bourgeoisme sampai kepada kapitalisme. Selama proses itu berlangsung telah berkembang berbagai pemikiran dan idiologi yg melanda dalam arus yg mengarah kepada pengukuhan hak milik pribadi dan seruan kebebasan. Pada dasarnya kapitalisme tegak di atas pemikiran aliran bebas dan aliran klasik.
Kapitalisme pada dasarnya memerangi agama. Pada mulanya bersifat pembangkangan. Terhadap kekuasaan gereja. Akhirnya membangkang tiap peraturan yg mengandung moral. Kapitalisme tidak mementingkan peraturan bermoral kecuali menimbulkan manfaat pada dirinya khususnya dari segi ekonomi.
Pemikiran dan pandangan yg muncul akibat revolusi industri di Eropa berperan menonjol dalam membatasi gejala-gejala kapitalisme. Kapitalisme menyeru dan membela liberalisme. Tetapi kebebasan politik telah berubah menjadi kebabasan moral dan sosial. Selanjutnya berubah menjadi permisifisme.
6. Tersiar Dan Kawasan Pengaruhnya
Kapitalisme tumbuh subur di Inggris Perancis Jepang Amerika Serikat dan sebaian besar dunia Barat. Banyak negar-negara yg hidup dalam iklim membebek baik kepada sitem komunisme ataupun sistem kapitalisme. Tingkat keterikatan mereka berbeda-beda antara campur tangan langsung atau dgn bersandar kepada keduanya baik dalam urusan politik ataupun sikap-sikap internasionalnya.
Sistem kapitalisme dalam bersikap sama dgn sistem komunisme. Keduanya berdiri di belakang Israel dalam bentuk dukungan langsung ataupun tidak langsung. Al-Islam Pusat Komunikasi dan Informasi Islam Indonesia sumber file al_islam.chm
Edmund Burke salah seorang pembela hak milik pribadi atas dasar teori historisme atau teori preskripsi hak milik. PEMIKIRAN DAN DOKTRIN-DOKTRINNYA
Turgot Mirabeau dan J. B. Say tergolong sebagian tokoh yg mewakili aliran ini. Setelah itu muncul aliran klasik yg pemikiran-pemikirannya mengkristal pada sejumlah ahli fikir menonjol antara lain.
SOSIALISME EKONOMI
Dialektika dan dinamika sistem ekonomi dunia, pada tingkat ketegangannya yang paling tinggi, adalah terjadi antara aliran libralis-kapitalis versus sosialis-komunis. Maenstream dua sistem perekonomian tersebut, pada umumnya merujuk pada dua tokoh besar yakni Adam Smith sebagai representasi dari aliran pertama, dan Karl Marx sebagai representasi dari yang kedua.
Kedua sistem ekonomi tersebut telah menancapkan sebuah fakta dalam proses sejarah manusia dan sekarang mengental menjadi “rezim” peradaban. Seluruh wacana, diskursus dan perspektif ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang ekonomi politik, selalu melibatkan atau bahkan merujuk pada dua aliran di atas. Sehingga dunia seolah hanya disodori oleh dua tawaran:liberalis atau sosialis, komunis atau kapitalis, kanan atau kiri dan seterusnya.
Khusus dalam dunia ekonomi, arus utama dari sistem nilai atau paradigma yang mendominiasi sebagai dasar operasional berjalanya aktifitas ekonomi global adalah dua aliran tersebut. Sistem ekonomi dengan segala macam derivasi, modifikasi dan cabang-cabangnya adalah fenomena sosial yang berada dalam koridor liberalisme vis a vis sosialisme. Bahkan meskipun sekarang, khususnya di Indonesia, sedang berkembang sistem ekonomi Islam atau ekonomi Syari’ah, namun ketika diselidiki lebih mendalam, ternyata di dalamnya juga sangat kapitalis. Bahkan bank Syari’ah yang selama ini sedang menggejala ditengarai lebih kapitalis daripada bank konvensional. Dengan melihat sistem operasional bank Syari’ah tersebut, istilah Islam sebagai jalan alternatif dari kapitalisme dan sosialisme, yang sering dilontarkan oleh aktifis-aktifis Islam kanan, hanya sebatas jargon. Dalam realitas empiriknya, sistem ini tetap merupakan modifikasi dari sistem kapitalis. Hanya saja pola managemennya lebih dilabeli dengan istilah Islam atau Syari’ah.
Sepanjang sejarahnya, kedua sistem ekonomi di atas, masing-masing berusaha untuk mendominasi dunia. Baik liberalisme maupun komunisme oleh para pengagumnya dipercayai sebagai “mantera” atau “agama” yang paling tepat untuk membangun dunia. Kedua aliran tersebut mempunyai landasan etis yang di dalamnya masing-masing menawarkan mimpi-mimpi kesejahteraan dan kemakmuran. Hanya saja tipe dan dasar operasionalnya berbeda.
Bagi liberalisme, untuk menciptakan kemakmuran, maka sebagai prasyaratnya harus diciptakan ruang kebebasan bagi para indifidu untuk menentukan dan mengejar kepentingan ekonomi. Pola semacam ini mengandaikan adanya sistem kompetensi yang tinggi. Sehingga konsekuensinya, bagi mereka yang kuat yang berhak memenangkan pertarungan. Sementara bagi mereka yang lemah, harus bersedia menyingkir dari percaturan ekonomi-politik dunia.
Pertarungan ternyata, sekarang dimenangkan oleh kubu liberal-kapitalis. Maka,muncullah yang namanya sistem kelas. Dalam sistem ini, negara, regulasi, sistem perundang-undangan dilarang keras untuk melakukan intervensi, melainkan harus membuka jalan seluas-luasnya demi terimpelementasikannya sistem tersebut.
Sebaliknya, traktat ekonomi sosialis percaya bahwa untuk menciptakan kemakmuran, maka segala potensi alam harus dibagi sama rata, sama rasa. Indifidu tidak mempunyai kebebasan untuk memiliki atau apalagi mengakumulasi modal. Sistem penyamarataan ini, bagi sekte sosialis, dirasa sangat adil. Karena di dalamnya tidak ada lagi kelas sosial:kaya miskin, juragan-buruh, majikan-jongos, pimpinan- karyawan dan sebagainya.
Tulisan ini mencoba mengulas persoalan apa sebenarnya yang melatarbelakangi lahirnya ekonomi sosialisme Marx dan bagaimana konsep dasarnya? Tentu saja dalam kajian ini, penulis tidak bisa menyajikan analisis yang detail dan mendalam tetapi lebih bersifat umum saja.
1. Marx dan Ekonomi Sosialis
a. Riwayat singkat Marx (Lahir, karir dan akhir)
Karl Marx lahir pada 5 Mei 1818 di Trier atau Traves, Jerman. Ia terbilang dari keluarga terpandang. Ayahnya Hinrich Marx adalah seorang yang berdarah Yahudi yang menjadi pengacara di Traves, sementara ibunya juga berdarah Yahudi adalah putri pendeta Belanda. Sejak kecil ia sudah pernah mengalami pergolakan keagamaan yang dahsyat. Sejak berusia 6 tahun, seluruh keluarganya berpindah agama (converse) dari Yahudi ke Kristen Protestan. Perpindahan agama ini sudah barang tentu merubah dasar keyakinan dan keberagamaan Marx. Maka dari itu, peristiwa converse ini merupakan salah satu persitiwa yang sangat membekas di hati Marx dan mempengaruhi perjalanan hidup Marx selanjutnya.
Sejak usia 17 tahun, tepatnya tahun 1835 Marx masuk Gymnasium (sebuah sekolah menegah) di Traves. Sehabis lulus dari Gymnasium Marx melanjutkan kuliah di universitas Bonn dengan mengambil fakultas hukum. Tapi karena studi Marx di sini lebih disebabkan oleh paksaan orang tuanya, maka Marx hanya bisa bertahan satu tahun. Selepas dari Bonn Marx akhirnya masuk ke Universitas Berlin dengan konsentrasi mempelajari filsafat dan sejarah. Rupanya disiplin ini yang dia cita-citakan semula. Maka di Universitas Berlin inilah ia mulai membangun basis intelektualnya yang akhirnya menjadi filsof besar. Di universitas inilah ia juga ikut Young Hegelian Club hingga mempertemukan dia dengan tokoh seniornya Feuearbach.pendidikannya ini ia akhiri ketika dia, dalam usia 23 berhasil memperoleh memeproleh gelar doktor dengan desertasi The Diffrent between natural phillosopy of Democritos and Epicurus, dari universitas Jena.
Dalam karirnya Marx termasuk orang yang terseok-seok. Awal mulanya ia berkeinginan meniti karis sebagai dosen, tetapi gagal karena disebabkan oleh pemikirannya yang radikal dan tidak pernah mau kompromi dengan status quo. Gagal menjadi dosen akhirnya ia terjun ke dunia jurnalistik dengan menjadi wartawan di koran Rhenissche Zeitung (Rhine Gazete). Pada tahun 1842 Marx diangkat menjadi redaktur koran ini. Karena kritinya yang sangat keras terhadap pemerintah, maka majalah ini akhirnya dibredel dan Marx diusir dari negerinya hingga akhirnya Marx pindah ke Paris bersama Arnold Ruge. Di Paris inilah jiwa dan semangat sosialismenya mulai tumbuh. Karena Paris pada waktu itu menjadi pusat pelarian para tokoh-tokoh sosialis dunia. Di paris ini pula ia bertemu dengan kawan sejatinya, Freidrick Angels—seorang anggota sosialis dari London—yang nantinya menjadi tulang punggung keluarga Marx dalam hal membiayai kehidupan.
Tahun 1847 Marx bersama Engels menulis buku yang berjudul La Misere de la Philoshopie (the poverty of philoshopy) sebagai kritik terhadap Piere Joseph Prudon yang dianggapnya kurang revoluisoner dan tidak membrikan gambaran prosepk yang jelas terhadap masa depan kaum buruh. Kemuidan di tahun yang sama ia juga menerbitkan buku Die Deutsche Idiologie (the German Idiology) yang juga dikerjakan dengan Engels. Di buku inilah ia sesungguhnya telah meletakkan dasar historis materialismenya. Kemudian tahun 1845 bersama Engels, Marx membuat Liga komunis (Communist League) di Brussel. Liga ini yang konon menjadi wadah perjuangan gerakan pekerja internasional. Karir Marx diakhiri dengan posisinya dia sebagai penulis buku tentang ekonomi-politik yang menggugat sistem ekonomi kapitalis. Hidupnya termasuk tragis. Anak –anaknya banyak yang mati karena kelaparan dan bunuh diri. Istrinya sendiri, Jenny van Whestpallen, meninggal karena sakit tanpa pengobatan yang memadahi. Marx tidak bisa ikut mengantarkan ke pemakaman istrinya karena dia sendiri, pada waktu itu sakit. Marx meninggal di ruang belajarnya pada 14 Maret 1883.
b. Latar kultural dan historis lahirnya ekonomi sosialis Marx.
Eropa baru saja menyelesaikan pertentangannya antara kekuatan kapitalisme yang baru lahir dengan rezim feodalisme. Sebelumnya, sejarah masyarakat Eropa lebih didominasi oleh kaum bangsawan dan feodal. Kelas masyarakat inilah yang telah lama mencengkramkan kuku penjajahannya pada masyarakat bawah. Namun, sejarah ternyata berubah. Setelah sekian lama berada dalam cengkraman kaum feodal, maka lahirlah kekuatan baru yakni kaum kapitalis yang berusaha meruntuhkan otoritarianisme kaum feodal. Hal ini ditandai dengan lahirnya Renaissance di Eropa. Lahirnya era ini menandai lepasnya masyarakat dari era kegelapan yang lebih didominasi oleh kaum bangsawan –feodal.
Era pencerahan membawa Eropa ke dalam sebuah peralihan dari kaum feodal ke kaum kapital. Hal ini dipicu dengan ditemukannya mesin cetak oleh Johan Guttenberg pada abad ke 15 M. Hadirnya mesin cetak ini mampu merubah kondisi sosial-budaya masyarakat Eropa pada waktu itu. Hal ini terutama dalam hal produksi. Oleh mesin cetak ini, produksi buku akhirnya bisa dilakukan secara massal. Sebelumnya, proes produksi buku atau tulisan lebih bersifat manual. Tehnik ini dilakukan dengan menggunakan tangan atau menulis di atas batu (litografi). Pola manual semacam ini jelas sangat melelahakn dan jelas tidak efektif untuk meningkatkan produksi tulisan.
Semakin mudah orang mencetak buku secara massal, gairah untuk menulis juga meningkat. Namun, bagi masyarakat awam mereka menyimpan tulisannya untuk dirinya sendiri. Hanya para bangsawan yang mampu mencetak tulisannya. Karena biaya atau ongkos untuk cetak sangat mahal. Namun yang harus diketahui adalah bahwa ditemukannya mesin cetak ini merupakan fenomena revolusioner yang mampu mendobrak kebuntuan produksi selama berabad-abad. Mesin cetak ini merupakan faktor utama terjadinya akselerasi dan peningkatan produksi buku dan bacaan. Fenomena ini berimplikasi pada lahirnya era keterbukaan komunikasi.
Dengan banyakanya kuantitas buku yang dicetak, masing-masing orang terpicu untuk saling tukar ide dn pikiran. Maraknya diskusi dan pertukaran ide ini ternyata membawa akibat fatal terhadap rezim bangsawan. Derasnya wacana dan pertukaran ide membuat budaya kritis masyarakat semakin terasah sehingga mampu membongkar segala macam kebusukan dan kebobrokan rezim bangsawan atau kaum feodal sekaligus meruntuhkan mitos surgawi yang diwartakan para raja.
Revolusi teknologi itulah yang akhirnya menjadi titik tolak terjadinya perubahan-perubahan besar di masyarakat. Fakta yang paling jelas sebagai konsekuensi munculnya revolusi teknolgi ini melahirkan apa yang dinamakan dengan Engels Revolusi industri. Hal ini, dalam bidang ekonomi berarti, telah terjadi perubahan mendasar dari sistem pertanian ke sistem perindustrian. Ketika revolusi industri lahir, maka fenomena ini diikuti dengan lahirnya revolusi sosial. Salah satunya adalah terjadinya revolusi Perancis.
Gracchu Babeuf, revolusi Perancis adalah pelopor revolusi lainnya, revolusi yang lebih cemerlang menjadi revolusi terakhir.Dalam revolusi sosial ini, pihak yang menjadi aktor utamanya adalah kelas sosial baru yakni kaum borjuis atau kapitalis. Dengan hadirnya revolusi sosial ini, sistem feodal mulai runtuh dan kehilangan legitimasinya di mata masyarakat dan digantikan oleh sistem kapitalis. Namun, yang perlu diketahui juga, bahwa peralihan dari feodalisme ke kapitalisme ini tidak sepenuhnya diwarnai dengan revolusi. Negara-negara di Eropa pada waktu itu mempunyai caranya tersendiri yang berbeda. Di Inggirs misalnya, peralihan ini lebih didukung oleh hasil kerja sama antara kelas feodal dengan kelas borjuis atau kapital.
Ketika sistem feodal tergantikan oleh sistem kapital, bukan berarti sebuah masalah selesai. Namun di sinilah justru muncul problematika baru. Budaya penindasan yang awalnya didominasi oleh kaum feodal kini tergantikan oleh kaum kapital. Dari sinilah akhirnya kaum buruh Eropa sadar, bahwa dengan berkaca pada evolusi Perancis, gerakan revolusi mereka ternyata hanya ditunggangi oleh kaum borjuis untuk memperjuangkan kepentingan mereka sendiri. Setelah kekuasaan berada di tangannya, kaum borjuis ini segera menunjukkan taring dan kuku-kuku tajamnya. Mereka ganti melakukan borjuasi baru seperti yang dilakukan oleh seniornya, kaum feodal. Sistem penindasan dan borjuasi itu terlihat dengan pemerasan tenaga para buruh di pabrik-pabrik mereka.
Kondisi pekerja amat memprihatinkan, sementara upah buruh sangat rendah. Pemandangan yang tak manusiawi ini merupakan kondisi sehari-hari di tengah masyarakat Eropa waktu itu. Teknologi baru yang ditemukan itu, bukannya meningkatkan kesejahteraan kaum buruh, tetapi justru memerangkap kehidupan kaum buruh ke dalam peniondasan yang lebih kejam.sebab, pada akhirnya, penemuan teknologi ini akhirnya dijadikan oleh kaum borjuis untuk menekan para buruh. Hadirnya teknologi ini menajdikan para kapitalis bebas melakukan tawar menawar kepada buruh. Dengan bantuan teknologi itu, mereka mampu menggerakkan pabriknya tanpa memerlukan tenaga manusia yang banyak.
Rupanya hal itulah yang dijadikan senjata para borju untuk meneror buruh. Para borju itu seolah berkata kalau pabrik yang dioperasikan tidak begitu membutuhkan tenaga buruh yang banyak karena sudah mempunyai alat-alat teknologi untuk produksi, maka para buruhlah yang harus membutuhkan pabrik karena mereka butuh pekerjaan. Kondisi buruh yang terhimpit dan terintimidasi ini membuat para juragan semakin seenaknya sendiri terhadap buruh. Mereka menggaji murah para buruh, melakukan PHK sesuakanya dengan alasan tidak dibutuhkan tenaga dan sebagainya. PHK ini menjatuhkan daya tawar kaum buruh di hadapan para majikan dengan berprinsip pada teori Adam Smith.
Fenomena penindasan terhadap kaum buruh oleh kaum borjuis inilah yang menegaskan Marx sebagai orang sosialis. Hal ini ditunjukkan oleh sikap dan kritik-kritiknya terhadap kaum borjuis dan kecamannya terhadap para tokoh atau pemikir yang cenderung idealisme atau religius. Sebagai seorang penulis handal, Marx mengutuk para penulis liberal yang memfokuskan dirinya untuk usaha propaganda menangkal ateisme. Marx berpendapat bahwa tenaga atau pikiran harus ditujukan pada hal-hal yang konkrit, yang berkaitan erat dengan kondisi berat para buruh.
c. Ekonomi Sosialis Marx, kritik terhadap kapitalisme
Seperti yang sudah disinggung di atas bahwa lahirnya wacana ekonomi sosialis Marxis adalah lebih sebagai antitesis atau counter balik (feed back) terhadap sistem ekonomi kapitalis. Teori ini, ia cetuskan setelah melakukan penelitian berjam-jam selama bertahun-tahun di British Liberary. Hal ini dilakukan oleh Marx karena berangkat dari kegelisahannya bahwa sistem kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang tidak manusiawi. Di dalamnya telah diberlakukan dan dilegalkan penindasan dan perbudakan yang sebesar-besarnya terhadap para buruh. Dari sinilah Marx, sewaktu di Paris, menyerukan bersatu kepada kaum buruh sedunia untuk melawan kapitalisme.
Perlawanan kaum buruh ini pada tingkat yang paling radikal adalah dimanifestasikan dengan terjadinya revolusi proletariat. Bagi Marx, revolusi proletariat adalah sebuah keniscayaan sejarah. Hal ini terjadi ketika kapitalisme sudah berada di puncak kejayaannya. Puncak kejayaan kapitalisme, bagi Marx, adalah justru awal runtuhnya kapitalisme. Revolusi ini lahir sebagai sikap kaum buruh yang sudah mencapai tingkat kemuakan dan kebingungan atas kerasnya penindasan dari para pemodal.
Secara struktural, sistem ekonomi Marx ini didasarkan pada masalah kapital yang terdiri dari persoalan komoditi, uang atau sirkulasi sederhana dan kapital secara umum. Dalam pembahasan teorinya ini Marx mendasarkan pada konsep pertentangan kelas. Bagi Marx sejarah manusia adalah sejarah konflik dan pertentangan kelas yakni kelas borjuis dan keas proletar. Kelas borjuis adalah pihak yang menguasai alat-alat produksi sementara kelas proletar adalah pihak yang dikesloitasi tenaganya dalam proses produksi.
Menurut Marx, sebuah perekonomian kapitalis pada awalnya terdiri dari komoditas-komoditas dalam jumlah besar, ditambah dengan individu-individu yang menjadi pemilik dari komoditas itu, dan beberapa hubungan pertukaran yang saling menghubungkan individu-individu itu. Pada awalnya, individu-individu ini tidak merasa sebagai bagian dari kelas- kelas sosial-ekonomi yang ada. Mereka juga tidak menganggap bahwa kepentingan-kepentingan mereka bukan sebuah representasi dari kelas mereka.
Pembentukan kelas-kelas individu ini lebih ditentukan oleh struktur dan dinamika perekonomian kapitalis. Penentuan kelas ini tidak hanya berdasarkan pada kesamaan selera individu tetapi posisi dan nasib mereka dalam struktur produksi. Artinya, posisi kelas mereka ini lebih ditentukan oleh hubungan produksi mereka dalam aktifitas ekonomi.
Argumen yang ditunjukkan Marx untuk menguatkan teorinya tentang konsep kelas ditunjukkan dengan kritik Marx terhadap konsep dan tujuan pasar. Bagi Marx, perekonomian pasar, yang merupakan corak utama sistem kapitalisme liberal, bukanlah mekanisme untuk memaksimalkan kesejahteraan pribadi dari individu-individu di dalamnya, melainkan sebuah sarana untuk memfasilitasi para kapitalis untuk merampas (appropiation) nilai surplus dan mengakumulasi kapital.
Lahirnya globalisasi pasar bebas (free tread) misalnya, yang merupakan penegasan dari sistem kapitalisme neoliberal, tidalk lain adalah strategi para kaum borjusi (dalam hal ini negara-negara maju yang dipimpin oleh AS) untuk memepertahankan kepentingannya. Dalam sistem itu, regulasi yang dipakai adalah mekanisme pasar. Sehingga tidak ada pihak lain, termasuk negara yang bisa melakukan distorsi atau intervensi. Seluruh sistem yang dibangun dan pola kerja yang diciptakan tidak lain adalah manifestasi dari kepentingan ekonomi kaum borjuis dari brbagai negara maju. Maka tidak heran kalau kebijakan pasar sering bertabarkan dengan spirit keadilan dan kepentingan masyarakat bawah.
Dalam kaitannya dengan masalah pasar di atas, konsep ekonomi yang dikritik oleh Marx adalah sistem ekonomi yang terformulasikan dalam bentuk hubungan C (kumpulan dari jenis komoditas tertentu atau nilai guna yakni barang-barang komoditas seperti kursi, roti, meja, baju dan sebagainya, dengan M yang merupakan tanda dari uang. Dalam perspektif ekonomi modern, orang mempunyai uang hanya sekedar untuk membeli barang-barang atau komoditi yang berguna bagi mereka. Mereka mempunyai uang untuk membeli mobil, karena memang mereka butuh mobil itu, atau uang untuk membeli rumah karena mereka sangat butuh rumah. Untuk mendapatkan uang supaya bisa membeli barang-barang yang dibutuhkan, individu perlu menjaal komoditas lainnya.
Bentuk penjualan komoditas ini bagi Marx, meliputi tenaga manusia. Jadi, supaya bisa membeli mobil atau rumah seseorang harus menjual komoditasnya yang beruapa tenaganya atau kemampuannya itu ke pabrik(dengan cara bekerja) untuk mendapatkan uang yang bisa digunakan untuk membeli barang atau komoditas lain yang mereka butuhkan. Atau kalau tidak berupa komoditas kemampuan atau tenaga, seseorang akan menjual barang-barang miliknya yang lain untuk membeli komoditas yang dibutuhkan. Misalnya, indifidu yang membutuhkan rumah, ketika yang dipunyai mobil, maka ia akan menjaul mobil itu untuk mendapatkan uang supaya bisa beli rumah. Pola semacam ini oleh Marx dinamakan dengan “sirkulasi komoditas sederhana”. Konsep ini bisa dirumuskan dnegan sebagai berikut:
C (kemampuan kerja) M (upah) C (sarana konsumsi) atau
C (motor bekas) M (hasil penjualan) (rumah baru).
Pola sirkulasi komoditas sederhana itu, bagi Marx , sebenarnya lebih terjadi di pasar-pasar non-kapitalis. Namun, di pasar –pasar kapitalis juga terjadi sistem atau pola sirkulasi tersebut. Menurut Marx, pola sirkulasi yang khas dari pasar kapitalis sehingga membedakan dengan pola sirkulasi komoditas itu adalah pola sirkulasi kapital. Sebuah sirkulasi terbali dengan sirkulasi komoditas di atas. Ada perbedaan mendasar antara pola sirkulasi komoditas dengan pola sirkulasi kapital. Kalau sirkulasi komoditas yang dituju adalah mendapatkan barang, maka kalau dalam sirkulasi kapital ini tujuan yang hendak diraih adalah mendapatkan uang. Pola sirkulasi kapital ini secara formulatif bisa dirumuskan dengan :
M C M’
Bahwa sang kapital mengeluarkan uang (M) dengan harapan bahwa investasi bisa menghasilkan laba ( yaitu sebesar M’ dikurangi M) yang oleh Marx disebut dengan nilai surplus (surplus value). Maka dalam dangan Marx pasar kapitalis sebenarnya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai tempat untuk sirkulasi barang atau komoditas untuk mendistribusikan barang itu kepada pihak yang membutuhkan (konsumen) (fungsi C-M-C) sekaligus sebagai sirkulasi kapital untuk mendapatkan uang atau mengakumulasi modal (fungsi M-C-M).
Posisi kelas terjadi ketika adanya perbedaan tujuan masing-masing individu dalam menggunakan sirkulasi modal atau komoditasnya. Bagi individu yang yang tidak mempunyai kapital atau komoditasnya terbatas, maka ia akan mensirkulasikan komoditas itu sebatas untuk mendapatkan barang atau komoditas baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar