Entri Populer

Kamis, 05 Januari 2012

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem pengendalian manajemen merupakan alat untuk memonitor atau mengamati pelaksanaan manajemen perusahaan yang mencoba mengarahkan pada tujuan organisasi dalam pe rusahaan agar kinerja yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dapat berjalan lebih efesien dan lancar. Yang dimonitor atau yang diatur dalam sistem pengendalian manajemen adalah kinerja dari perilaku manajer di dalam mengelola perusahaan yang akan dipertanggungjawabkan kepada stakeholders (Soobaroyen, 2006).
Menurut Merchant (1998; 5) yang mengatakan bahwa orientasi perilaku berhubungan dalam lingkungan pengendalian manajemen, perilaku berpengaruh dalam desain sistem pengendalian manajemen untuk membantu, mengendalikan, memotivasi manajemen dalam mengambil keputusan dan memonitor perilaku yang dapat mengendalikan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam sebuah organisasi.
Pengendalian manajemen merupakan salah satu area penting dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi maupun perusahaan, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, iklim industri yang tidak menentu, krisis ekonomi, dan keadaan lingkungan eksternal lainnya seperti konsumen, pasar, pemasok, tingkat persaingan, sikap masyarakat dan pemerintah. Efektivitas pengendalian dalam organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja perusahaan (Wasito dan Ghozali, 2002.
Sistem pengendalian manajemen diperlukan oleh pihak manajemen untuk memeperlancar dalam pencapaian tujuan organisasi (seperti yang diungkapkan oleh Anthony dan Govindarajan, 1995). Sistem pengendalian manajemen didesain untuk mengatur para anggota organisasi bekerja sesuai dengan kehendak pimpinan organisasi.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh sistem pengendalian manajemen dalam kelangsungan organisasi.
2. Membahas tentang sistem pengendalian manajemen dan manajemen dalam organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR ORGANISASI DAN MANAJEMEN
1. Konsep Dasar Organisasi
Setiap orang tidak akan mungkin hidup tanpa berintekrasi dengan orang lain. Hal ini karena setiap individu tidak dapat memenuhi kebutuhannya dan mencapai sasaran yang diinginkannya dengan seorang diri. Keterbatasan individual tersebut dapat dikuragi bila ia masuk dan bergabung ke dalam suatu kelompok. Perusahaan bisnis merupakan salah satu kelompok yang terdiri atas orang-orang untuk mencapai tujuan tertentu. Adanya keterbatasan individual menyebabkan munculnya kebutuhan akan pembagian tugas diantara orang-orang tersebut agar tujuan maupun sasaran perusahaan bisnis dapat tercapai secara optimal dan dengan cara yang efesien.
Pembagian tugas merupakan hal penting karena pada dasarnya tugas yang kompleks dan cukup banyak tindakan mungkin diselesaikan hanya oleh satu orang. Spesialisasi merupakan salah satu cara daam pembagian tugas, sehingga orang merasa lebih mudah berkarya dan membuat orang semakin terampil.
Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan organisasi. Schein (1982) menyatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lainnya dan tergantung pada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut. Sifat tergantung antara satu bagian dengan bagian lainnya menandakan bahwa organisasi yang dimaksudkan schein ini merupakan suatu sistem.
Selanjutnya kochler (1976), manyatakan bahwa organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Lain lagi dengan pendapat Wright (1977); dia mengatakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasikan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.
Walaupun ketiga pendapat mengenai organisasi tersebut kelihatannya berbeda-beda perumusannya tapi ada 3 hal yang sama-sama dikemukakan yaitu : organisasi merupakan suatu sistem, mengkoordinasikan aktivitas dan mencapai tujuan bersama atau tujuan umum. Dikatakan merupakan suatu sistem karena organisasi itu terdiri dari berbagai bagian yang saling ketergantungan satu sama lainnya. Bila suatu bagian terganggu maka akan ikut berpengaruh terhadap bagian lainnya. Misalnya kita lihat organisasi sekolah. Disekolah ada beberapa komponen diantaranya guru, murid dan fisilitas. Bila pada komponen guru mendapatkan gangguan misalnya tidak datang ke sekolah atau sakit maka akan berpengaruh kepada anak-anak yang menjadikan mereka tidak dapat belajar begitu juga halnya fasilitas belajar tidak jadi digunakan.
Setiap organisasi memerlukan koordiansi supaya masing-masing bagian dari organisasi bekerja menurut semestinya dan tidak mengganggu bagian lainnya. Tanpa adanya koordinasi sulitlah organisasi itu berfungsi dengan baik. Misalnya kalau dilihat pada organisasi sekolah, kepala sekolah harus mengkoordinasi kegiatan guru-guru sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
Selain dari ciri yang telah dikemukakan diatas tiap organisasi mempunyai aktivitasnya masing-masing sesuai dengan jenis organisasinya. Misalnya kalau organisasinya adalah organisasi pendidikan, maka kegiatan yang itama dalam organisasi itu adalah melakukan atau mengurus urusan pendidikan. Begitu juga halnya kalau organisasinya dibeidan produksi maka kegiatan utama adalah memproduksi barang-barang yang sesuai dengan jenis usahanya.

a. Pengertian dan Ruang Lingkup Organisasi
Menurut Edgar H. Schein (1991), “Organisasi merupakan koordinasi sejumlah kegiatan manusia yang direncanakan untuk mencapai suatu maksud dan tujuan bersama melalui pembagian tugas dan fungsi, serta melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab”. Dalam suatu organisasi terdapat hubungan informal dan formal. Hubungan informal menyangkut hubungan manusiawi, diluar bisnis/tidak resmi. Sedangkan hubungan formal merupakan bentuk hubungan yang sengaja, secara resmi (kedinasan).
Salah satu tujuan utama mengorganisasikan adalah untuk mempermudah pelaksanaan tugas, membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang kecil. Disamping itu juga untuk mempermudah pimpinan dalam melaksanakan tugas pengawasan. Dengan demikian dapat ditentukan orang yang dibutuhkan untuk memangku tugas-tugas yang telah dibagi itu. Oleh karena itu, dalam pengorganisasian perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam pencapaian tujuan suatu organisasi.
2. Membagi beban kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan menyenangkan dapa dilakukan oleh orang-orang dalam kelompok.
3. Mengkombinasikan pekerjaan anggta perusahaan dalam cara yang logis dan efesien.
4. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam suatu keputusan yang harmonis.
5. Memantau efektifitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan / meningkatkan efektivitas.

b. Terbentuk dan Berkembangnya Suatu Organisasi
Suatu organisasi terbentuk apabila suatu usaha memerlukan usaha lebih dari satu orang untuk menyelesaikannya. Kondisi ini timbul mungkin disebabkan karena tugas itu terlalu besar atau terlalu terlalu kompleks untuk ditangani satu orang. Oleh karena itu, suatu organisasi bisa terbentuk oleh dua orang individu atau bisa terbentuknya suatu organisasi besar yang melibatkan banyak orang dalam interaksi kerja sama.
Organisasi merupakan suatu struktur hubungan manusia. Struktur ini didesain oleh manusai sehingga tidak sempurna. Organisasi tumbuh dan berkembang serta bertambah matang sebagian melalui suatu skema yand didesain dan sebagian lagi melalui keadaan yang tidak diatur. Elemen pertumbuhan yang didesain adalah suatu respon rasional terhadap tekanan dari dalam untuk memperluas atau untuk membentuk hubungan kembali, karena diperlukan secara fungsional. Sebagai contoh perkembangan yang teratur yang dicapai oleh pimpinan organisasi ketika mereka menilai kembali tujuan dari organisasi, menyusun kembali alat dan fasilitas yang diperlukan dalam pencapaian tujuan dari organisasi, mendesain kembali struktur dan aktivitas yang berhubungan sehingga memenuhi pembagian fungsi yang baru dalam keadaan yang efesien. Sebaliknya perubahan yang tidak terstruktur terjadi sebagai hasil ketidakteraturan, terjadi sebagai respons ketidak rasional terhadap bermacam-macam kebudayaan, dan kekuatan yang bersifat psikologis pada orang-orang dalam organisasi.

2. Konsep Dasar Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno menagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Kata manajemen belum memiliki pengertian yang mapan dan dapat diterima secara universal. Menurut Ricky W. Griffin, bahwa manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengontrolan segala sumber daya yang ada dalam proses untuk mencapai tujuan (goals). Jadi tujuan akan tercapai apabila kegiatan dapat disesuaikan dengan perencanaan, pengkoordinasian, dan pengontrolan. Jadi efektif dan efesiennya suatu kegiatan apabila dapat terlaksana dengan benar sesuai dengan jadwal ataupun rencana yang telah ditetapkan.
Sedangkan menurut pendapat ahli lainnya menyatakan bahwa manajemen adalah suatu seni dalam menyelesaikan tugas melaui orang lain (Mary Parker Follet). Jadi kegiatan manajemen adalah bagaimana cara mengatur dan mengarahkan orang lain untuk bekerja dalam pencapaian tujuan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan berbagai sumber daya organisasi baik manusainya, mesin, serta sumber daya lainnya demi tercapainya suatu tujuan organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan.
Teori manajemen menyatakan bahwa manajemen memiliki beberapa fungsi. Pakar manajemen Schermerhorn dalam bukunya “Management” membagi fungsi manajemen dengan pendekatan Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling (POAC). Ia mendefinisikan istilah manajemen: “Management is the process of planning, organizing, leading and controlling the use of resources to accomplish performance goals”. (proses perencanan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan/sasaran kinerja).
Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa elemen fungsi manajemen menurut para ahli :
a. Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan atau disebut sebagai “Planning” merupakan kegiatan dalam memikirkan kegiatan apa yang akan dilakukan dalam proses pencapaian tujuan suatu organisasi yang disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki. Dalam kegiatannya ini, manajer membuat suatu keputusan tentang apa yang akan dilakukan agar sejalan atau searah dengan tujuan tersebut. Namun sebelum manajer membuat suatu keputusan, manajer perlu membuat suatu rencana-rencana alternatif dalam tujuan untuk mendapatkan suatu keputusan yang benar.

b. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian (Organizing) merupakan kegiatan dalam membagi kegiatan ke dalam bidang-bidang tertentu. Pengorganisasian merupakan upaya dalam membuat suatu pekerjaan yang sangat besar menjadi kecil dengan adanya pembagian tugas tersebut. Dengan adanya pengorganisasian maka arah kegiatan lebih jelas karena para anggota paham tentang apa yang harus dikerjakannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa dengan adanya pengorganisasian maka kegiatan pencapaian tujuan akan lebih mudah.
Langkah-langkah dalam pengorganisasian adalah sebagai berikut :
1) Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Membagi beban kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan menyenangkan yang dapat dilakukan oleh seseorang maupun lebih.
3) Mengkombinasikan pekerjaan anggota perusahaan dalam cara yang logis dan efesien.
4) Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam suatu keputusan yang harmonis.
5) Memantau efektivitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas.

c. Fungsi Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan atau Actuating yaitu elemen dari fungsi manajemen setelah dilakukannya organizing. Dalam fungsi ini, seluruh rencana kerja yang telah direncanakan serta disusun dalam pengorganisasian (pembagian kerja) dilaksanakan. Fungsi actuaitng biasanya disertai dengan adanya pengarahan dan pengendalian agar para anggota bekerja sesuai dengan fungsinya.

d. Fungsi Pengawasan (Controlling)
Fungsi pengawasan atau controlling berperan untuk mendeteksi potensi adanya deviasi atau kelemahan yang terjadi sebagai umpan balik bagi manajemen dari suatu kegiatan yang dimulai dari tahap perencanaan hingga tahap pelaksanaannya. Fungsi ini sangat dibutuhkan dalam usaha pencapaian tujuan.
Elemen fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan ditujukan sebagai usaha dalam pencapaian tujuan. Tujuan merupakan suatu hasil akhir yang diharapkan dari sautu kegiatan. Dengan adanya tujuan maka suatu kegiatan dalam organisasi lebih terarah.
Untuk dapat mencapai tujuan suatu organisasi, maka perlu diperhatikan beberapa prinsip-prinsip manajemen. Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari :
1. Pembagian kerja (Division of work)
2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
3. Disiplin (Discipline)
4. Kesatuan perintah (Unity of command)
5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7. Penggajian pegawai
8. Pemusatan (Centralization)
9. Hirarki (tingkatan)
10. Ketertiban (Order)
11. Keadilan dan kejujuran
12. Stabilitas kondisi karyawan
13. Prakarsa (Inisiative)
14. Semangat kesatuan, semangat korps
3. Pentingnya Manajemen dalam Organisasi
Kata manajemen dan organisasi tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Apabila ada suatu organisasi pasti menggunakan manajemen dalam pengelolaan kegiatan organisasi agar dapat mencapai tujuannya. Organisasi tanpa disertai dengan adanya suatu manajemen, maka organisasi tersebut tidak akan berkembang atau bahkan tidak dapat mencapai tujuannya tersebut.
Sesuai dengan uraian sebelumnya, manajemen merupakan suatu seni atau cara mengarahkan dan menggerakkan segala sumber daya yang ada dalam upaya pencapaian tujuan. Terutama dalam suatu organisasi bisnis, secara sederhana aktivitas manajemen adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengendalian (controlling), dan pengambilan keputusan (decision making).
Perencanaan bukan hanya menentukan tujuan, tetapi juga deskripsi aktivitas, metode, dan perpaduannya agar tujuan tersebut dapat dicapai. Manajemen memerlukan informasi untuk membantu pemilihan rencana yang terbaik dalam mencapai tujuan tersebut.
Pengorganisasian juga sangat berperan dalam mengarahkan kegiatan melalui proses pembagian kerja kepada para anggota organisasi. Dengan adanya pengorganisasian maka jarang terjadi proses kegiatan yang simpang siur.
Pengendalian ditujukan untuk mengukur atau mengetahui kelemahan serta deviasi dari proses manajemen mulai dari aktivitas perencanaan sampai dengan dilaksanakannya suatu kegiatan. Pengendalian juga berfungsi untuk mengendalikan kegiatan agar sesuai dengan yang direncanakan misalnya jadwal pelaksanaan, prosedur pelaksanaan, dll.
Pengambilan keputusan secara mendasar merupakan aktivitas pemecahan masalah. Terdapat empat elemen proses pengambilan keputusan, yaitu: model, kriteria, hambatan, dan optimasi. Beberapa keputusan merupakan aktivitas rutin, beberapa lainnya merupakan pemecahan masalah yang timbul. Proses pengambilan keputusan dapat diambil dalam tiga tingkatan: strategis, yang merupakan kebijakan dan perencanaan jangka panjang; taktis, yang merupakan implementasi dari perencanaan; dan teknis, yang merupakan kegiatan dari hari ke hari.
Berdasarkan uraian diatas, jelas diketahui bahwa manajemen sangat penting dalam suatu organisasi. Tanpa adanya manajemen dalam suatu organisasi, maka organisasi tersebut tidak akan berfungsi sebagai yang telah diharapkan. Jadi berhasilkan suatu organisasi ditentukan seberapa besarnya efesiensi dan efektivitas para manajer dan anggota organisasi dalam menerapkan manajemennya.

B. SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Istilah sistem pengendalian manajemen tidak asing lagi dalam suatu organisasi maupun perusahaan. Sistem pengendalian manajemen terdiri dari tiga kata yang masing-masingya memiliki makna yang tersendiri, yaitu sistem, pengendalian, dan manajemen.
Sistem merupakan sekumpulan dari beberapa komponen ataupun subsistem yang saling berkaitan dan terintegrasi sehingga memudahkan aliran informasi, materi, energi, dll. Menurut Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudihardjo menyatakan bahwa sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur atau komponen-komponen yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan suatu kesatuan pemrosesan atau pengolahan tertentu.
Sedangkan pengendalian berasal dari kata kendali yang berarti sebagai alat atau pedoman dalam melaksanakan dan mengarahkan suatu kegiatan atau usaha dalam pencapaian tujuan. Dalam istilah manajemen, pengendalian merupakan penggabungan dari fungsi perencanaan dan pengawasan. Suatu perencanaan tanpa adanya suatu pengawasan maka akan membawakan hasil yang sia-sia. Demikian pula suatu pengawasan tanpa adanya perencanaan maka tiada artinya. Proses perencanaan dan pengawasan ini yang dikatakan pengendalian. Dengan demikian perencanaan dan pengawasan tidak dapat terpisahkan satu sama lainnya.
Namun pengertian pengendalian pada dasarnya adalah “copy of a roll (of account), a parallel of the same quality and content with the original”. Yang artinya salinan dari suatu daftar (akun/rekening), yang menyesuaikan mutu dan isi yang sama dengan aslinya. Oleh Samuel Johnson (dalam Sawyer, 2003) definisi tersebut disimpulkan sebagai “a register or account kept by another officer, that each may be examined by the other” (yang terjemahannya adalah suatu register atau akun/rekening yang disimpan oleh petugas lain, sehingga memungkinkan register atau akun tersebut diperiksa oleh orang lain).
Istilah sistem pengendalian manajemen memiliki defenisi yang berbeda menurut para ahli, misalkan menurut Suadi Sistem pengendalian manajemen adalah sebuah sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang saling berkaitan, yaitu: pemrograman, penganggaran, akuntansi, pelaporan, dan pertanggungjawaban untuk membantu manajemen mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan, agar mau mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu secara efektif dan efisien." (1999:8-9).
Defenisi sistem pengendalian manajemen menurut R. A. Supriyono (2000; 27), adalah sistem yang digunakan manajer dalam mempengaruhi para anggotanya supaya melaksanakan strategi dan kebijakan manajemen secara efektif dan efesien untuk dapat mencapai tujuan, sistem pengendalian manajemen terdiri dari struktur dan proses.
Struktur merupakan hubungan antara komponen yang dinyatakan dalam bentuk organisasi dan bersifat informasi yang mengalir antara unit-unit tersebut. Sedangkan proses adalah kegiatan serta tindakan yang dilakukan apakah organisasi bekerja dalam upaya mencapai tujuan dengan menggunakan banyak informasi.
Berdasarkan defenisi menurut para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa dalam organisasi maupun perusahaan yang kegiataannya berusaha mengendalikan kegaitan organisasi dari beberapa deviasi maupun kelemahan kegiatan manajemen berdasarkan standar yang telah ditetapkan dalam upaya pencapaian tujuan.
Suatu sistem diciptakan guna membantu dalam usaha mencapai tujuan. Sistem pengendalian manajemen dirancang guna mencapai tujuan perusahaan dalam kegiatannya yang disebut perencanaan strategis. Dalam perencanaan strategis ini, pihak manajemen menetapkan tujuan organisasi atau perusahaan serta membuat berbagai strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Selain itu, dalam proses pengendalian para pihak manajemen membuat suatu standar atau kriteria, pembandingan hasil dengan standar serta melakukan perbaikan atas penyimpangan atau deviasi dengan menggunakan berbagai metode pengendalian dengan harapan kelemahan serta deviasi yang terjadi dapat diselesaikan dengan baik serta tidak terulang kembali.
Pengendalian Manajemen merupakan proses yang mana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi. Beberapa aspek dari proses ini dijelaskan sebagai berikut.
Pengendalian manajemen terdiri atas berbagai kegiatan, meliputi :
a. Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi.
b. Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagian organisasi.
c. Mengkomunikasikan informasi.
d. Mengevaluasi informasi.
e. Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika ada.
f. Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka.
Dalam penerapan pengendalian di suatu organisasi memerlukan suatu peraturan yang teratur dan interaksi antara manusia secara individual. Konsep tentang sistem pengendalian berevolusi dari waktu ke waktu, mulai dari penekanan pada suatu kekuatan (power), kemudian penekanan pada aspek keperilakuan (behavior), serta penekanan pada penggunanaan sumber daya yang multidimensional.
Dalam pandangan serta penekanan pengendalian kearah kekuatan merupakan suatu konsep tradisional dianggap menimbulkan suatu ketidak luwesan kerja serta gangguan keteraturan. Oleh karena itu, sistem pengendalian dipandang sebagai suatu proses pengambilan keputusan yang ditujukan untuk mengatasi kelemahan dalam konsep tradisional serta dapat mengarahkan suatu kegiatan yang paling baik dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan suatu organisasi. Dengan demikian sistem pengendalian manajemen dapat mempengaruhi pengarahan, intensitas, dan durasi motivasi.
1. Hakekat Pengendalian
Karyawan dan para pelaku manajemen dalam organisasi memerlukan pemberian motivasi agar melakukan suatu kegiatan sesuai dengan yang direncanakan dan pencapaian tujuan organisasi. Sarana yang digunakan untuk melaksanakn hal tersebut salah satunya adalah sistem pengendalian manajemen.
Dasar proses pengendalian manajemen adalah pemikiran tentang bagaimana mengarahkan variabel-variabel serta pihak yang mengarahkan disebut manajemen. Dalam prosesnya, sistem pengendalian manajemen mempunyai empat komponen sebagai berikut :
a. Detektor (Alat Pengamat)
Berfungsi untuk mengamati, mengukur, mendeteksi serta menguraikan kegiatan-kegiatan atau fenomena lain dikendalikan.
b. Assesor (Alat Penilai)
Berfungsi untuk mengevaluasi kinerja dari suatu kegiatan maupun organisasi.
c. Efektor
Yaitu sebagai alat yang digunakan untuk memodifikasi perilaku dari suatu deviasi kegiatan agar bisa disesuaikan dengan standar yang ditetapkan.
d. Jaringan Komunikasi
Jaringan komunikasi merupakan suatu alat untuk menyebarkan informasi dari suatu komponen ke komponen lainnya.
Dalam organisasi pemilihan komponen-komponen memerlukan pertimbangan-pertimbangan sebelum sistem pengendalian dilakukan. Kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan atau dipertimbangkan antara lain lingkungan organisasi baik eksternal maupun internal, kecenderungan organisasi, kelengkapan sarana dan teknik yang tersedia untuk mengamati serta mengontrol suatu kecenderungan deviasi atau kelemahan kinerja pelaku organisasi agar berhasil dalam mencapai standar serta tujuan organisasi.
Untuk mengevaluasi kondisi-kondisi tersebut diperlukan suatu sistem pengendalian strategis yang mempengaruhi berbagai struktur dan strategi organisasi yang digunakan dalam upaya pencapaian tujuan. Pengendalian organisasi berupaya mengimplementasikan strategi-strategi dengan mengarahkan manusia serta sumber daya yang ada sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Proses pengendalian manajemen pada dasarnya terdiri dari 3 tahap tindakan yaitu tindakan perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi tindakan. Tahap-tahap ini dilakukan sebelum, selama, dan sesudah tindakan maupun kejadian.

C. PERAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DALAM ORGANISASI
Suatu organisasi tidak lepas dari suatu tujuan. Tujuan merupakan titik awal berdirinya suatu organisasi. Tujuan merupakan suatu hasil akhir yang diharapkan serta harus tercapai dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Tujuan merupakan ukuran keberhasilan suatu organisasi. Organisasi yang dikatakan berhasil dan berkembang apabila organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya.
Tujuan organisasi merupakan suatu yang harus tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut organisasi membutuhkan suatu manajemen. Dalam proses manajemen dikenal dengan adanya sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen merupakan upaya dalam mengarahkan kegiatan manajemen agar sesuai dengan yang direncanakan, yang dijadwalkan serta ditetapkan agar dapat mencapai standar serta tujuan organisasi.
Pentingnya peran sistem pengendalian manajemen dalam organisasi sama pentingnya dengan peran manajemen dalam organisasi. Tanpa adanya manajemen maka sangat sulit kemungkinan organisasi tersebut dapat mencapai tujuan. Dalam manajemen telah dibuat suatu rencana (Planning) organisasi. Kemihdian diorganisasikan (Organizing) agar pelaksanaan kegiatan lebih terarah dan mudah dilaksanakan. Setelah itu kegiatan akan dilaksanakan (Actuating) dan pelaksanaannya membutuhkan pengawasan (Controlling).
Demikian halnya dengan sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen merupakan upaya untuk mengendalikan dan mengarahkan berbagai kegiatan agar dapat dilaksanakan dengan baik untuk mencapai tujuan. Sistem pengendalian berupaya untuk mengendalikan kegiatan dari sebelum hingga sesudah dilaksanakannya suatu kegiatan agar sesuai dengan yang direncanakan dalam kegiatan manajemen.
Untuk lebih jelasnya bagaimana kaitan serta peran sistem pengendalian manajemen dalam organisasi, dibawah ini diuraikan tentang komponen-komponen utama pengendalian dan kegunaannya dalam organisasi.
Pertama, detektor yang mengamati informasi tentang berbagai hal yang terjadi dalam organisasi yang salah satu dapat diamati melalui laporan akuntansi yang merupakan cerminan(refleksi) dari kegiatan/kinerja organisasi. Misalnya laba, pendapatan, dan biaya. Dari laporan tersebut dapat diketahui tentang perkembangan kinerja organisasi.
Kedua, perilaku yang tercermin dari informasi akuntansi dibandingkan dengan detektor yang merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Kinerja tersebut pada umumnya digunakan sebagai dasar kompensasi karyawan, dan pihak manajemen baik berupa bonus maupun promosi jabatan. Selain itu, dengan adanya perbandingan tersebut dapat, diketahui apakah kinerja organisasi berhasil atau tidak.
Ketiga, apabila cerminan kinerja organisasi dalam laporan akuntansi menyimpang dari yang diharapkan. Lalu bagaimana efektor mengarahkan atau merubah penyimpangan tersebut? Dengan demikian efektor akan membuat suatu kebijakan untuk memperbaiki penyimpangan tersebut sehingga sesuai dengan standar kinerja serta dapat mencapai tujuan organisasi tersebut.
Dengan demikian keberhasilan dalam mengarahkan suatu kegiatan agar sesuai dengan yang direncanakan maupun yang diharapkan akan memungkinkan suatu organisasi dapat berkembang dan berhasil mencapai tujuan organisasi tersebut.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan modul pembelajaran untuk mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada modul ini, oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki modul ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Akhirnya kepada Allah jugalah semuanya kita kembalikan.


Padangsidimpuan, 02 Januari 2012

Penulis,









DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I: PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II: PEMBAHASAN 2
A. Konsep Dasar Organisasi dan Manajemen 2
B. Sistem Pengendalian Manajemen 9
C. Peran Sistem Pengendalian Manajemen dalam Organisasi 13
DAFTAR PUSTAKA iii
















DAFTAR PUSTAKA

Siswanto, B. Pengantar Manajemen. 2009. Jakarta : Bumi Aksara
Winardi, J. Manajemen Perilaku Organisasi. 2004. Jakarta : Kencana
Pusdiklatwas BPKP, 2007, Pengantar Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi kelima,Modul Diklat Pembentukan Auditor Terampil.





















PERAN SISTEM PENGENDALIAN DALAM ORGANISASI

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
ALI SAHBANI HRP
ILAYANI HONDRO
RINI BATUBARA

PROGRAM STUDI :
PENDIDIKAN AKUNTANSI

MATA KULIAH :
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

DOSEN PENGASUH :
IBNUSSALAM HARAHAP, S.Sos, M.Si



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP “TAPANULI SELATAN”
PADANGSIDIMPUAN
2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar